Untuk menuju Ubaya Training Center (UTC) kami menggunakan navigasi dari Google Map. UTC berada di Desa Tamiajeng, Trawas. Bisa ditempuh melalui Pandaan, Pacet atau Mojosari. Untuk belokan dari jalan besar, paling gampang patokannya adalah dekat Perumahan Puncak Trawas.
Begitu datang sudah terlihat kontur tanahnya naik turun, cocok buat yang olahraga jalan kaki atau sepeda. Yang terlihat areanya cocok untuk outbond, ada talinya flying fox dan area camping ground.
Kalau fasilitas ada danau penuh ikan yang segera berkumpul kalau ada orang datang. Ada lapangan basket, pusat pengolahan kompos, tanaman sayur dan toga, serta peternakan. Karena konsep UTC sendiri adalah lingkungan, semua limbah seperti dedaunan, kotoran hewan, kotoran manusia dijadikan pupuk dan biogas yang dimanfaatkan untuk memanaskan air. Selain itu mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang indah, dari kejauhan terlihat Gunung Penanggungan. Tanaman disini sepertinya tumbuh dengan baik semua, tidak seperti di Surabaya yang hidup segan mati tak mau (tunjuk diri sendiri:P)
Selama kami disana ada beberapa rombongan yang memanfaatkan fasilitas yang ada. Selain untuk outbound juga bisa menggunakan beberapa hall yang disediakan, arena amphitheater untuk pertunjukan, atau menginap dalam jumlah besar.
Penginapan ada beberapa macam, ada yang modelnya barak (tidur di kasur di atas lantai), menggunakan ranjang susun, atau VIP cottage yang berisi 3 kamar atau untuk 6 orang. Cottagenya unik karena dari kayu semua, fasilitas lengkap seperti hotel (pemanas air, toaster, westafel cuci piring, kulkas, televisi, mandi air panas). Kalau bangun pagi bisa terlihat Gunung Penanggungan dari kejauhan. Cottagenya sendiri berbentuk rumah panggung, jadi harus naik tangga untuk menuju kesana.
Makanannya enak, dengan harga terjangkau. Kalau rombongan makannya di kantin, kalau cottage begini dibawain ke masing-masing cottage lengkap dengan teh/kopi dan buahnya. Pilihan menunya banyak, dan pesan dulu saja sekalian booking. Soalnya dari dalam kemana-mana susah dan jauh, jadi sebaiknya dipersiapkan di dalam saja. Oya kalau mau cemilan juga ada pilihan snack, atau pesan jagung bakar untuk malam hari (sepertinya untuk rombongan).
Kalau rombongan biasanya sudah terjadwal acaranya apa saja. Tapi kalau keluarga dan ngga punya acara (misal turun ke Taman Safari, Water Park Taman Dayu, atau sekalian ke Batu Malang), katanya sih ada kolam renangnya di UTC meski kami belum pernah coba. Lainnya ya keliling melihat pemandangan, jalan kakinya lumayan banget nurunin makanan yang tadi masuk. Sedang dibangun juga Museum Penanggungan, kalau sudah jadi bisa jadi alternatif. Sebenarnya ada juga tour yang bisa diarrange melalui resepsionis.
Beberapa catatan untuk bis rombongan ngga bisa naik karena jalannya sangat menanjak dan kecil. Jadi berhentinya di parkir pintu masuk, bisa jalan kaki dengan membawa tas masing-masing atau menunggu mobil UTC mengantarkan dari bawah ke atas. Kalau pakai mobil bisa naik dan parkir di lapangan parkir yang disediakan. Meskipun jalanannya sudah troly friendly, pegawai disini ngga sebanyak di hotel, jadi ngga ada yang bantuin bawa masuk. Ngga jauh sih, cuma naik tangga saja. Kalau ada perlu dengan pegawainya juga ngga bisa dengan hanya menelepon, karena resepsionis tidak buka 24 jam dan tidak ada telepon di setiap cottage. Jadi keliling nyari pegawai. Menanyakan nomor ponselnya juga percuma, karena letaknya di remote area. Kecuali di lobby yang berWIFI dan sinyalnya lumayan, jaringan baru balik ketika kita keluar dari UTC.
Jadi selama di UTC benar-benar buat menikmati kebersamaan tanpa bisa berkoneksi dengan dunia luar. Info lainnya bisa menghubungi mereka di 0343-884457 atau 031-2981024.
***
IndriHapsar
Artikel asli: